Pengertian Aglomerasi. Ide tentang “aglomerasi” pertama kali berasal dari Marshall, nan dikemukakannya dalam kaitannya dengan penghematan ekonomi (agglomeration economies) alias disebut juga sebagai industri nan terlokalisir (localized industries). Secara umum, aglomerasi merupakan istilah nan merujuk kepada upaya pengumpulan beberapa komponen ke dalam suatu tempat alias wilayah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aglomerasi diartikan dengan :
- Ek pengumpulan alias pemusatan dalam letak alias area tertentu.
- Kim pengumpulan, dan/atau penumpukan partikel alias unsur menjadi satu.
Istilah aglomerasi dapat dijumpai dalam beragam bidang, diantaranya :
- dalam bagian ekonomi, aglomerasi berfaedah pemusatan beberapa perusahaan ke dalam satu wilayah. Aglomerasi juga berfaedah konsentrasi spasial dari beberapa aktivitas ekonomi dengan adanya akomodasi pendukung seperti transportasi, tenaga kerja, dan pelayanan pemerintahan nan saling berdekatan untuk melayani industri-industri.
- dalam bagian industri, aglomerasi berfaedah pengelompokkan alias pemusatan beberapa perusahaan dalam suatu wilayah alias wilayah sehingga membentuk wilayah unik industri. Aglomerasi juga berfaedah pemusatan beragam macam industri dalam suatu wilayah agar dapat memberikan untung nan lebih besar kepada beragam industri pada wilayah tersebut.
- dalam bagian geografi, aglomerasi berfaedah kecenderungan pengelompokan suatu indikasi nan mengenai dengan aktivitas manusia. Aglomerasi juga berfaedah proporsi jumlah masyarakat perkotaan (urban area) terhadap jumlah masyarakat di provinsi tersebut.
- dalam bagian kimia, aglomerasi diartikan sebagai pengumpulan dan/atau penumpukan partikel alias unsur menjadi satu.
Selain itu, pengertian aglomerasi juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat nan dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
- J. Kolehmainen, dalam “Territorial Agglomeration As A Local Innovation Environment”, menyebut bahwa aglomerasi adalah industri tidak berlokasi secara merata pada seluruh wilayah, bakal tetapi mengelompok secara berdekatan pada bagian tertentu di wilayah tersebut.
- M.R. Montgomery, dalam “How large is Too Large ? Implication of The City Size Literature for Population Policy and Research”, nan dimuat dalam Economic Development and Cultural Change, Volume : 36, Tahun 1988, menyebut bahwa aglomerasi adalah konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di area perkotaan dalam rangka penghematan lantaran lokasinya nan berdekatan (economies of proximity) nan diasosiasikan dengan kluster spasial dari perusahaan, para pekerja, dan konsumen.
- A. Markusen, dalam “Sticky Places in Slippery Space A Typology of Industrial Districts”, nan dimuat dalam Economic Geography, Volume : 72(3), Tahun 1996, menyebut bahwa aglomerasi merupakan suatu letak nan “tidak mudah berubah” akibat adanya penghematan eksternal nan terbuka bagi semua perusahaan nan letaknya berdekatan dengan perusahaan lain dan penyedia jasa-jasa, dan bukan akibat kalkulasi perusahaan alias para pekerja secara individual.
Jenis Aglomerasi. Secara umum, aglomerasi dapat dibedakan menjadi dua macam, ialah :
- aglomerasi primer, di mana perusahaan nan baru muncul tidak ada hubungannya dengan perusahaan lama.
- aglomerasi sekunder, di mana perusahaan nan baru beraksi adalah perusahaan nan mempunyai tujuan untuk memberi pelayanan pada perusahaan nan lama.
Selain itu, aglomerasi dapat juga dibedakan menjadi tiga jenis, ialah :
- internal return to scale, timbul lantaran perusahaan mempunyai skala ekonomi nan beda.
- lokalisasi ekonomi, terjadi pada satu golongan perusahaan dalam satu industri nan sejenis nan terletak pada letak nan sama.
- urbanisasi ekonomi, timbul pada perusahaan-perusahaan dari sektor industri nan berbeda-beda nan mengelompok di letak nan sama.
Tujuan Aglomerasi. Dalam bagian industri, tujuan dibentuknya suatu area industri, diantaranya adalah :
- untuk mempercepat pertumbuhan industri.
- memberikan kemudahan bagi aktivitas industri.
- mendorong aktivitas industri agar terpusat dan berlokasi di area tersebut.
- menyediakan akomodasi letak industri nan berwawasan lingkungan.
Penyebab Aglomerasi. Dalam bagian industri, terdapat beberapa penyebab dari indikasi aglomerasi, diantaranya adalah :
- terkonsentrasinya beberapa aspek produksi nan dibutuhkan pada suatu lokasi.
- kesamaan letak upaya nan didasarkan pada salah satu aspek produksi tertentu.
- adanya wilayah pusat pertumbuhan industri nan disesuaikan dengan tata ruang dan kegunaan wilayah.
- adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bagian pelayanan industri lainnya nan lengkap.
- adanya kerja sama dan saling memerlukan dalam menghasilkan suatu produk.
Secara umum, aglomerasi dalam industri terbentuk lantaran adanya hubungan fungsional antar industri. Hubungan antar industri terdiri dari tiga macam hubungan, ialah :
1. Hubungan produksi (production linkages).
Dalam hubungan produksi terdapat barang-barang nan bergerak dan satu perusahaan ke perusahaan lain sebagai bagian dan proses produksi. Melalui hubungan tersebut, perusahaan mempunyai hubungan ke belakang (backwards) dengan para penyalurnya dan hubungan ke depan (forwards) sepanjang rantai produksi.
2. Hubungan pelayanan (service linkages).
Sebuah perusahaan tidak bakal dapat melangkah dengan lancar tanpa adanya perusahaan lain nan dapat menopang kelancaran produksinya. Salah satu kebutuhan nan diperlukan oleh suatu perusahaan adalah adanya hubungan pelayanan dan perusahan lain.
3. Hubungan pemasaran (market linkages).
Hubungan pemasaran bakal melibatkan bagian nan terpisah, ialah bagian nan bekerja menjual dan mendistribusikan hasil produksi dan sebuah industri. Hubungan pemasaran sangat krusial dalam rangka mendistribusikan hasil produksi sampai kepada konsumen akhir.
Keuntungan Aglomerasi. Pada bagian ekonomi, aglomerasi pada dasarnya merupakan kekuatan utama dari sebuah pusat pertumbuhan. Keuntungan aglomerasi baru dapat muncul andaikan terdapat keterkaitan nan erat antara aktivitas ekonomi nan ada pada konsentrasi baik dalam corak keterkaitan dengan input (backward linkages) alias keterkaitan dengan output (forward linkages). F. Perroux, dalam “Note Sur La Motion de Pole la Groisance”, nan dimuat dalam Economic Applioq - uce”, Volume : 8, Tahun 1950, menjelaskan bahwa dalam bagian industri, terjadinya aglomerasi mempunyai beberapa keuntungan, ialah :
1. Keuntungan Internal Perusahaan.
Keuntungan internal perusahaan alias “keuntungan skala besar” muncul lantaran adanya faktor-faktor produksi nan tidak dapat dibagi nan hanya diperoleh dalam jumlah tertentu. Kalau dipakai dalam jumlah nan lebih banyak, biaya produksi per unit bakal jauh lebih rendah dibandingkan jika dipakai dalam jumlah nan lebih sedikit.
2. Keuntungan Lokalisasi.
Keuntungan lokalisasi alias “localization economies” berasosiasi dengan sumber bahan baku alias akomodasi sumber. Artinya dengan menumpuknya industri, maka setiap industri merupakan sumber alias pasar bagi industri nan lain.
3. Keuntungan Eksternal.
Keuntungan eksternal alias “keuntungan urbanisasi”, aglomerasi beberapa industri dalam suatu wilayah bakal mengakibatkan banyak tenaga kerja nan tersedia tanpa memerlukan latihan unik untuk suatu pekerjaan tertentu dan semakin mudah memperoleh tenaga-tenaga nan berbakat. Aglomerasi juga bakal mendorong didirikannya perusahaan jasa pelayanan masyarakat nan sangat diperlukan oleh industri, misal : listrik, air minum, maka biaya dapat ditekan lebih rendah.
Keuntungan tersebut bakal berakibat pada dua hal, ialah :
- skala ekonomis (usaha dalam jumlah besar).
- keuntungan penghematan biaya.
Teori Pendukung Aglomerasi. Terdapat beberapa teori pendukung nan digunakan untuk menjelaskan terjadinya aglomerasi, diantaranya adalah :
1. Teori Neo Klasik.
Teori neo klasik dikembangkan Robert Solow. Teori neo klasik menjelaskan bahwa aglomerasi muncul lantaran para pelaku ekonomi berupaya mendapatkan penghematan aglomerasi (agglomeration economies), baik lantaran penghematan lokalisasi maupun penghematan urbanisasi, dengan mengambil letak nan saling berdekatan satu sama lain. Aglomerasi ini mencerminkan adanya sistem hubungan antara pelaku ekonomi nan sama, apakah antar perusahaan nan sama, antar perusahaan nan berbeda, ataupun antar individu, perusahaan, dan rumah tangga. Di lain pihak, kota adalah suatu wilayah keaneka-ragaman nan menawarkan faedah kedekatan letak konsumen maupun produsen.
Jenis penghematan nan timbul akibat adanya aglomerasi adalah :
- penghematan internal, adalah suatu pengurangan biaya secara internal di dalam suatu perusahaan alias pabrik. Seberapa jauh pengurangan biaya dapat dicapai pada suatu perusahaan tergantung apakah efisiensi dapat ditingkatkan alias di pertahankan.
- penghematan eksternal, adalah pengurangan biaya nan terjadi akibat aktivitas di luar lingkup perusahaan alias pabrik. Suatu perusahaan dapat mencapai penghematan biaya secara internal dengan memperluas produksi alias meningkatkan efisiensi, satu alias beberapa industri dapat meraih penghematan eksternal dengan beraglomerasi secara spasial.
2. Teori Kutub Pertumbuhan.
Teori kutub pertumbuhan atau “growth pole theory” dikemukakan oleh F. Perroux dan menjadi dasar dari strategi kebijakan pembangunan industri wilayah nan banyak diterapkan di beragam negara dewasa ini. Dalam teori ini F. Perroux menjelaskan bahwa pertumbuhan tidak muncul di beragam wilayah dalam waktu nan sama. Pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat nan disebut sebagai pusat pertumbuhan dengan intensitas nan berbeda ;
- ditinjau dari aspek lokasinya, pembangunan ekonomi di wilayah tidak merata dan condong terjadi proses aglomerasi (pemusatan) pada pusat-pusat pertumbuhan.
- pada nantinya pusat-pusat pertumbuhan tersebut bakal mempengaruhi wilayah nan lambat perkembangannya.
- terjadinya aglomerasi tersebut mempunyai manfaat-manfaat tertentu ialah kelebihan secara ekonomis (usaha dalam jumlah besar) dan untung penghematan biaya.
Beberapa perihal lain nan dijelaskan dari teori kutub pertumbuhan adalah :
- dalam proses pembangunan bakal timbul industri unggulan nan merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. Karena keterkaitan idustri satu sama lain sangat erat, maka pembangunan industri unggulan bakal mempengaruhi perkembangan industri nan lain nan berasosiasi erat dengan industri unggulan tersebut.
- pemusatan industri pada suatu wilayah bakal mempercepat pertumbuhan perekonomian, lantaran pemusatan industri bakal menciptakan pola konsumsi nan berbeda antar wilayah sehingga pembangunan industri di suatu wilayah bakal mempengaruhi perkembangan industri di wilayah nan lainya.
- perekonomian merupakan campuran dari sistem industri nan relatif aktif(industri unggulan) dengan industri nan relatif pasif ialah industri nan tergantung dari industri unggulan alias pusat pertumbuhan. Daerah nan relatif maju alias aktif bakal mempengaruhi wilayah nan relatif pasif.
3. Teori Eksternalitas Dinamis.
Teori eksternalitas dinamis menjelaskan bahwa kedekatan geografis memudahkan transmisi ide, oleh karenanya transfer teknologi merupakan perihal krusial bagi kota. Teori eksternalitas bergerak didasarkan pada teori nan di kemukakan oleh Marshall-Arrow-Romer, Porter dan Jacob. Teori-teori ini mencoba menjelaskan secara simultan gimana membentuk kota dan kenapa kota tumbuh. Eksternalitas menurut :
- Marshal-Arrow-Romer, adalah menekankan pada transfer pengetahuan antara perusahaan dalam suatu industri. Lebih lanjut dijelaskan bahwa Monopoli lokal merupakan perihal nan lebih baik dibandingkan dengan kejuaraan lokal karena monopoli lokal menghalang aliran buahpikiran dengan industri lain dan eksternalitas diinternalisasi oleh inovator.
- Porter, adalah bahwa dengan transfer pengetahuan tertentu, konsentrasi industri secara geografis bakal mendorong pertumbuhan. Lebih lanjut dijelskan bahwa kejuaraan lokal lebih krusial untuk mempercepat penyesuaian inovasi.
- Jacob, adalah bahwa transfer pengetahuan paling krusial adalah berasal dari industri-industri inti. Variasi dan keberagaman industri nan berdekatan secara geografis bakal mendukung penemuan dan pertumbuhan dibandingkan dengan spesialisasi secara geografis.
4. Teori Ekonomi Geografi Baru.
Teori ekonomi geografi baru alias “the new economic geography” menjelaskan segala perihal nan berangkaian dengan upaya untuk menurunkan efek-efek aglomerasi dari hubungan antara besarnya pasar, biaya transportasi, dan increasing return dari perusahaan. Dalam perihal ini ekonomi aglomerasi tidak di asumsikan tetapi diturunkan dari hubungan ekonomi skala pada tingkat perusahaan, biaya transportasi dan mobilitas aspek produksi. Dengan kata lain, teori ekonomi pengetahuan permukaan bumi baru menekankan pada adanya sistem kausalitas sirkular untuk menjelaskan konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi. Dalam teori tersebut :
- kekuatan sentripetal berasal dari adanya ragam konsumsi alias beragamnya intermediate good pada sisi produksi, dan ;
- kekuatan sentrifugal berasal dari tekanan nan dimiliki oleh konsentrasi geografis dari pasar input lokal nan menawarkan nilai lebih tinggi dan menyebarnya permintaan.
Jika biaya transportasi cukup rendah maka bakal terjadi aglomerasi.
5. Teori Pemilihan Lokasi Kegiatan Industri.
Teori pemilihan letak aktivitas industri menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek nan menjadi argumen perusahaan dalam menentukan lokasi, ialah :
- biaya transportasi. Produsen condong mencari letak nan memberikan untung berupa penghematan biaya transportasi serta dapat mendorong efisiensi dan efektivitas produksi.
- biaya upah. Produsen condong mencari letak dengan tingkat bayaran tenaga kerja nan lebih rendah dalam melakukan aktivitas ekonomi sedangkan tenaga kerja condong mencari letak dengan tingkat bayaran nan lebih tinggi.
- keuntungan dari aglomerasi. Aglomerasi bakal menciptakan untung berupa penghematan lokalisasi dan penghematan urbanisasi. Penghematan lokalisasi terjadi andaikan biaya produksi perusahaan pada suatu industri menurun ketika produksi total dari industri tersebut meningkat (increasing return of scale). Hal ini terjadi pada perusahaan pada industri nan berlokasi secara berdekatan. Sedangkan penghematan urbanisasi terjadi andaikan biaya produksi suatu perusahaan menurun ketika produksi seluruh perusahaan pada beragam tingkatan aktivitas ekonomi dalam wilayah nan sama meningkat. Penghematan urbanisasi telah memunculkan ekspansi wilayah metropolitan (extended metropolitan regions).
Demikian penjelasan berangkaian dengan pengertian aglomerasi, jenis, tujuan, penyebab, dan untung aglomerasi, serta teori pendukung aglomerasi.
Semoga bermanfaat.