Pengertian Green Accounting. Istilah “green accounting (akuntansi hijau)” alias “environmental accounting (akuntansi lingkungan)” digunakan dalam konsep akuntansi nan mencoba untuk menghubungkan aspek biaya lingkungan ke dalam hasil aktivitas upaya organisasi (negara, organisasi, dan lain sebagainya). Biaya lingkungan merupakan akibat baik moneter maupun non moneter nan kudu dipikul sebagai akibat dari aktivitas nan mempengaruhi kualitas lingkungan. Green accounting merupakan akuntansi nan di dalamnya mengidentifikasi, mengukur, menyajikan, dan mengungkapkan biaya-biaya dan faedah tidak langsung dari aktivitas organisasi nan berasosiasi dengan lingkungan dan sosial.
Secara umum, green accounting merupakan jenis akuntansi lingkungan nan menggambarkan upaya untuk menggabungkan faedah lingkungan dan biaya ke dalam pengambilan keputusan ekonomi alias suatu hasil finansial usaha. Green accounting memberikan gambaran terhadap upaya menjaga lingkungan dengan menggabungkan faedah lingkungan dengan biaya dari keputusan ekonomi melalui hasil finansial organisasi. Green Accounting dapat mengidentifikasi antara biaya dan faedah melalui konservasi lingkungan melalui aktivitas organisasi dalam mendukung pembangunan berkepanjangan pada bagian penanganan perubahan iklim.
Lebih lanjut, pengertian green accounting dapat dijumpai dalam beberapa pendapat nan dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
- Andreas Lako, dalam “Akuntansi Hijau: Isu, Teori, dan Aplikasi”, menyebut bahwa green accounting adalah suatu proses pengakuan, pengukuran nilai, pencatatan, peringkasan, pelaporan, dan pengungkapan secara terintegrasi terhadap objek, transaksi, alias peristiwa keuangan, sosial, dan lingkungan dalam proses akuntansi agar menghasilkan info akuntansi keuangan, sosial, dan lingkungan nan utuh, terpadu, dan relevan nan berfaedah bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan ekonomi dan non-ekonomi.
- Arfan Ikhsan, dalam “Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya”, menyebut bahwa green accounting adalah istilah nan berangkaian dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam praktek akuntansi perusahaan alias lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah akibat nan timbul dari sisi finansial bisa non-keuangan nan kudu dipikul sebagai akibat dari aktivitas nan mempengaruhi kualitas lingkungan.
Karakteristik Green Accounting. Green Accounting mempunyai beberapa karakter tertentu. Secara umum, karakter green accounting adalah :
1. Relevan.
Green accounting memberikan info tantang biaya pemanfaatan dan pelestarian lingkungan. tetapi manajemen pengelolaan biaya lingkungan kudu memperhatikan materialitas dan relevansi terhadap finansial untuk keputusan ekonomi. selain itu dapat diprediksikan dari perspektif pandang agar pelestarian lingkungan dapat berkepanjangan hingga masa depan.
2. Handal.
Green accounting memberikan info jeli nan dapat membangun kepercayaan stakeholder terdapat pelestarian lingkungan. Green accounting harapannya dapat menjelaskan antara faedah dan biaya nan handal terhadap kebutuhan pelestarian lingkungan.
3. Mudah dipahami.
Green accounting memberikan info biaya pemanfaatan lingkungan nan dapat dipahami oleh pengguna laporang keuangan, dengan langkah memberikan info finansial nan transparansi dan akuntabilitas terhadap penggunaan keuangan, seperti biaya lingkungan. Sehingga biaya nan dikeluarkan sesuai alokasi kebutuhan biaya lingkungan itu sendiri.
4. Dapat dibuktikan.
Laporan finansial nan dihasilkan (dengan memasukkan unsur biaya lingkungan) kudu dapat dibuktikan. Organisasi kudu bisa memberikan bukti pelestarian lingkungan melalui biaya nan telah dimanfaatkan sesuai standar oleh organisasi. Adapun bukti nan bisa dipresentasikan ialah pemanfaatan lingkungan, seperti tanaman hias disekitar organisasi.
Sedangkan, Andreas Lako menjelaskan bahwa terdapat tiga karakter kualitatif unik dari info green accounting, ialah :
1. Terintegrasi dan komprehensif.
Maksudnya info akuntansi nan disajikan dalam pelaporan green accounting kudu memperhitungkan, mengintegrasikan, dan mempertanggungjawabkan semua info akuntansi keuangan, sosial, dan lingkungan secara terpadu dalam satu paket pelaporan.
2. Relevan.
Maksudnya info nan disajikan kudu relevan dengan kebutuhan para pemakai dalam penilaian dan pengambilan keputusan. Oleh karenanya, info akuntansi nan disajikan kudu mempunyai nilai umpan-balik dan nilai prediktif, serta disajikan tepat waktu.
3. Reliabel.
Maksudnya info akuntansi nan disajikan kudu reliabel alias andal agar dapat dipercaya dan berfaedah bagi bagi para pemakai dalam penilaian dan pengambilan keputusan ekonomi dan non ekonomi. Untuk itu, info akuntansi nan disajikan kudu dapat diverifikasi, valid, akurat, dan netral.
4. Transparan.
Maksudnya info akuntansi terintegrasi kudu disajikan secara jujur, akuntabel, dan transparan agar tidak menyesatkan para pihak dalam evaluasi, penilaian, dan pengambilan keputusan ekonomi dan non ekonomi.
5. Keterbandingan.
Maksudnya info akuntansi nan disajikan mempunyai daya banding antar periode dan disajikan secara konsisten dari waktu ke waktu.
Indikator Green Accounting. Penerapan green accounting dapat dilihat dari beberapa indikator. Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen, dalam “Akuntansi Manajerial”, menyebutakan bahwa parameter penerapan green accounting adalah :
1. Biaya pencegahan lingkungan.
Biaya pencegahan lingkungan alias “environmental prevention costs” merupakan biaya-biaya untuk aktivitas nan dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah dan alias sampah nan menyebabkan kerusakan lingkungan.
2. Biaya penemuan lingkungan.
Biaya penemuan lingkungan alias “environmental detection costs” merupakan biaya-biaya untuk aktivitas nan dilakukan untuk menentukan apakah produk, proses, dan aktivitas lainnya dalam organisasi telah memenuhi standar lingkungan nan bertindak alias tidak.
3. Biaya kegagalan internal lingkungan.
Biaya kegagalan internal lingkungan alias “environmental interna failure costs” merupakan biaya-biaya untuk aktivitas nan dilakukan lantaran diproduksinya limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar.
4. Biaya kegagalan eksternal lingkungan.
Biaya kegagalan eksternal lingkungan alias “environmental external failure costs” merupakan biaya-biaya untuk aktivitas nan dilakukan setelah melepas limbah alias sampah ke dalam lingkungan. Biaya kegagalan eksternal dapat dibagi lagi menjadi kategori nan direalisasi (realized external failure cost) dan nan tidak direalisasi (unrealized external failure cost).
Fungsi Green Accounting. Secara umum, konsep green accounting mempunyai dua kegunaan ialah :
1. Fungsi internal.
Green accounting diterapkan sebagai manajemen perusahaan dalam mengatur biaya konservasi lingkungan dalam membikin laporan finansial untuk pengambilan keputusan. Konsep ini memberikan gambaran baik terhadap penerapan disekitar lingkungan organisasi agar berbasis lingkungan hijau.
2. Fungsi eksternal.
Green accounting berfaedah sebagai manajemen organisasi dalam mempengaruhi keputusan stakeholder dalam mengambil keputusan untuk melakukan kerja sama dengan pelanggan, rekan bisnis, investor, dan apalagi masyarakat. Konsep ini menjadi tanggung jawab organisasi sebagai pelaporan finansial nan akuntabilitas serta memasukkan unsur biaya konservasi lingkungan.
Tujuan Green Accounting. Sebagaimana diketahui bahwa green accounting merupakan jenis akuntansi lingkungan nan menggambarkan upaya untuk menggabungkan faedah lingkungan dan biaya ke dalam pengambilan keputusan ekonomi alias suatu hasil finansial usaha. Secara umum, tujuan dari penerapan green accounting adalah :
- mendorong pertanggung jawaban entitas dan meningkatkan transparansi lingkungan.
- membantu entitas dalam menetapkan strategi untuk menanggapi rumor lingkungan hidup dalam konteks hubungan entitas dengan masyarakat dan terlebih dengan kelompok-kelompok penggiat (activist) alias penekan (pressure group) mengenai rumor lingkungan.
- memberikan gambaran nan lebih positif sehingga entitas dapat memperoleh biaya dari golongan dan individu, seiring dengan tuntutan etis dari penanammodal nan semakin meningkat.
- mendorong konsumen untuk membeli produk hijau dan dengan demikian membikin entitas mempunyai kelebihan pemasaran nan lebih kompetitif dibandingkan dengan entitas nan tidak melakukan pengungkapan.
- menunjukkan komitmen entitas terhadap upaya perbaikan lingkungan hidup.
- mencegah opini negatif publik mengingat organisasi nan berupaya pada area nan berisiko tidak ramah lingkungan pada umumnya bakal menerima tantangan dari masyarakat.
Sedangkan Arfan Ikhsan menjelaskan menjelaskan bahwa tujuan dari penerapan green accounting adalah :
- meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian aktivitas lingkungan dari perspektif pandang biaya (environmental costs).
- manfaat alias pengaruh (economic benefit) serta menghasilkan pengaruh perlindungan lingkungan (environmental protection).
Demikian penjelasan berangkaian dengan pengertian green accounting, karakteristik, indikator, fungsi, dan tujuan green acconting.
Semoga bermanfaat.