-
-
Bisnis
Kamis, 12 Desember 2024 - 05:00 WIB
Jakarta, VIVA – PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina menyatakan konsisten memainkan peran strategis sebagai agregator gas bumi untuk memanfaatkan state bumi dari lapangan-lapangan state baru. Proyek pengembangan lapangan yang sedang dijalankan pemerintah diketahui yaitu Blok Masela, Tangguh dan lapangan-lapangan state lainnya.
Group Head of Gas, Supply & LNG Trading PGN, M. Anas Pradipta menegaskan, sebagai agregator state bumi nasional, PGN sangat siap untuk menyerap produksi state dari proyek-proyek pengembangan lapangan-lapangan baru.
“Termasuk state dari Masela yang akan berbentuk LNG. Salah satu pendekatan yang dilakukan PGN untuk meningkatkan distribusi state non-pipa yaitu pembangunan LNG Hub,” jelas Anas dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis, 12 Desember 2024.
Proses Pengangkutan LNG PGN ke Kapal. (ilustrasi)
Dijelaskannya, bahwa LNG Hub menjadi solusi atas tantangan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan energi, khususnya di wilayah Indonesia Timur. PGN memperhitungkan potensi peningkatan permintaan state bumi dalam negeri sekitar 3% hingga tahun 2034, didorong oleh segmen kelistrikan, smelter dan kilang.
Sumber pasokan state hingga tahun 2034 berasal dari state pipa dan LNG. Maka PGN memanfaatkan pasokan state berbasis LNG sebagai alternatif tambahan pasokan state bagi pelanggan.
“PGN sudah lebih dari siap untuk mendukung potensi penemuan giant discovery, termasuk mempertimbangkan kondisi tahun 2025. Seperti yang diketahui bahwa pasokan state pipa menurun, sedangkan kita memiliki berbagai demand yang harus dipenuhi. Perkiraan kami di tahun 2025, terminal state di yang dimiliki PGN akan sangat penuh dan ini menunjukkan mode LNG berjalan dengan baik, sehingga kami siap menyerap pasokan LNG dan siap menjadi agregator state di Indonesia,” terang Anas.
“Dengan menjadi integrator infrastruktur dan agregator komoditas state bumi, PGN tetap memerlukan kolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk mempercepat distribusi state bumi sesuai target,” tutur Anas.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM/ Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, selama proses transisi energi, pengembangan energi state bumi akan dipercepat.
“Produksi state di Indonesia akan meningkat dalam dua – tiga tahun ke depan, state bumi akan menjadi energi utama selama masa transisi energi sampai tercapainya nett zero emanation tahun 2060,” ujar Dadan.
Halaman Selanjutnya
“Dengan menjadi integrator infrastruktur dan agregator komoditas state bumi, PGN tetap memerlukan kolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk mempercepat distribusi state bumi sesuai target,” tutur Anas.