Karangan Argumentasi

Sedang Trending 8 tahun yang lalu
KARANGAN ARGUMENTASI
argumentasi

Argumentasi adalah karangan nan membuktikan kebenaran alias ketidak-benaran dari sebuah pernyataan (statement). Teks argumen secara tradisional terbagi atas dua kategori ialah induktif dan deduktif. Dalam berdasar penulis dapat memilih salah satu alias – seringkali – menggunakan kedua-duanya. Argumen tidak berfaedah pertengkaran. dalam teks argumen penulis menggunakan beragam strategi atai piranti retorika untuk meyakinkan pembaca ihwal kebenaran alias ketidak-benaran itu. Tulisan argumen mungkin jenis tulisan nan paling susah dilakukan, lantaran dia melibatkan smeua jenis tulisannya. Inilah tulisan nan menghasilkan sebuah perbedaan alias membikin sesuatu selesai. 

Argumen mengandalkan beragam jenis appeal, ialah banding alias pertimbangan (seperti naik banding dalam kasus pengadilan). Berikut adalah jenis appeal nan lazim dipakai para penulis. 

  • Appeals to the writer’s own credibility (authority)
  • Pertimbangan kredibilitas alias otoritas kepakaran sang penulis dengan menunjukkan dirinya menguasai (tahu banyak) ihwal suatu persoalan dengan tetap mengahargai pandangan pembaca.

  • Appeals to empirical data 
  • Pertimbangan info empiris dengan menyajikan info primer alias sekunder untuk memperkuat argumen.

  • Appeals to reason (logical appeals)
  • Pertimbangan logika alias logika, ialah berakal dengan tepat ketika mengusulkan pendapat disertai bukti-bukti nan meyakinkan.

  • Appeals to the reader’s emotions, values, or attitudes (pathetic or affective appeals)
  • Yaitu pertimbangan nilai-nilai, emosi, dan sikap dengan memilih contoh-contoh dan memunculkan isu-isu nan diharapkan dapat meluluhkan emosi pembaca dengan menggunakan bahasa nan kaya makna konotatifnya.

Keempat jenis pertimbangan ini kudu digunakan secara proporsional. 

Bernalar induktif mengusulkan konklusi berdasar sejumlah bukti, sedangkan berakal deduktif menggunakan kebenaran umum terhadap sebuah kasus untuk mendukung sebuah kebenaran. Kedua metode ini jika tidak dipergunakan dengan jeli dapat menghasilkan kekeliruan berpikir (fallacies). 

Kejituan sebuah argumen tergantung pada pertimbangan ihwal pembaca. Bila bukti nan disajikan sedikit, pembaca bakal berkesimpulan bahwa argumen penulis lemah. Bila bukti-bukti nan diajukan tidak sejalan dengan minat pembaca, pembaca bakal mengira argumen penulis tidak relevan. Bila argumen penulis salah, argumen penulis bakal dinilai keliru.

Selengkapnya