Mindfulness (kesadaran) : Pengertian, Aspek, Tujuan, Manfaat, Dan Faktor Yang Mempengaruhi Mindfulness, Serta Teknik Pelatihan Dan Terapi Mindfulness

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

Pengertian Mindfulness. Secara umum, istilah “mindfulnees” alias “kesadaran” dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana seorang perseorangan betul-betul datang dalam situasi tertentu. Mindfulness juga berarti suatu aktivitas bakal menyadari secara penuh nan terjadi dalam diri perseorangan secara sengaja dengan (niat) menyatukan pikiran, emosi dan tubuh untuk konsentrasi terhadap apa nan dilakukan. Mindfulness bakal menjadikan kesadaran penuh dan memberi suatu pandangan nan positif terhadap sesuatu hal. Dengan kalimat nan sederhana, mindfulness merupakan menerima sepenuhnya tanpa penilaian.

Jon Kabat Zinn, dalam “Bringing Mindfulness to Medicine”, nan dimuat dalam Advances in Mind-Body Medicine, Volume : 21(2), Tahun 2004, menyebut bahwa mindfulness adalah sebuah kesadaran nan diperkuat dengan memperhatikan secara berkepanjangan dan unik nan disengaja, pada saat sekarang dan dengan tanpa menghakimi. Mindfulness melibatkan gimana seseorang melihat, merasakan, mengetahui, dan mencintai sesuatu perihal nan difokuskan pada saat ini dan memfasilitasi keterpusatan (fokus) dan kesadaran nan lebih besar.

Selain itu, pengertian mainfulness alias kesadaran dapat juga dijumpai dalam beberapa pendapat nan dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :

  • J.T. Wood, dalam “Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian”, menyebut bahwa mindfulness adalah kondisi di mana seseorang betul-betul datang dalam situasi tertentu. Lebih lanjut, J.T. Wood menjelaskan bahwa mindfulness merupakan proses psikologis serta proses meditasi nan sanggup meningkatkan pemahaman serta atensi terhadap proses kognitif, emosi, serta pengalaman somatis dengan meningkatkan keahlian nonjudmental dan penerimaan.
  • Brantley Jeffrey dan Wendy Millstine, dalam “True Belonging: Mindful Practices to Help You Overcome Loneliness, Connect with Other, and Cultivate Happiness”, menyebut bahwa mindfulness alias kesadaran adalah keahlian manusia nan utama, nan merujuk pada perhatian dan pengetahuan tentang setiap kondisi nan terjadi.
  • C.K. Germer, R.D. Siegel, dan P.R. Fulton, dalam “Mindfulness and Psychotherapy”, menyebut bahwa mindfulness alias kesadaran adalah corak ketrampilan nan dapat membantu perseorangan agar mempunyai kesadaran dan tidak bersikap reaktif bakal apa nan terjadi saat ini, sebuah langkah untuk memaknai peristiwa baik positif, negatif, maupun netral sehingga bisa mengatasi emosi tertekan dan menimbulkan kesejahteraan diri.
  • K.W. Brown dan R.M. Ryan, dalam “The Benefit of Being Present: Mindfullness and Its Role in Psychological Well-Being”, nan dimuat dalam Journal of Personality and Social Psychology, Volume : 84(4), Tahun 2003, menyebut bahwa mindfulness alias kesadaran adalah kualitas kesadaran diri (consciousness) nan mencakup keadaan sadar terjaga (awareness) dan perhatian (attention) dan kudu dibedakan dari proses mental, seperti : kognisi (perencanaan-pengawasan), motivasi, dan keadaan emosi.

Aspek Mindfulness. Mindfulness terbentuk berasas beberapa aspek. R.A. Baer, G.T. Smith, dan K.B. Allen, dalam “Assessment of Mindfulness by Self-Report, The Kentucky Inventory of Mindfulness Skills”, nan dimuat dalam Assessment, Volume : 11, Tahun 2004, menjelaskan bahwa mindfulness terdiri dari empat aspek, ialah :

1. Observasi.

Dalam mindfulness, observasi meliputi seluruh pikiran, perasaan, dan sensasi dengan kesadaran memperhatikan beberapa komponen seperti : asal, bentuk, intensitas, dan lama dari stimulus nan muncul. Dalam konsep mindfulness, seseorang diharapkan untuk mempunyai keahlian observasi, menyadari beragam stimulus dan kejadian nan ada dalam dirinya.

2. Deskripsi.

Seorang perseorangan kudu mempunyai keahlian untuk mendiskripsikan suatu stimulus saat melakukan observasi. Pada proses penjelasan seseorang memberikan label dari kejadian mental nan diobservasi dengan kata-kata tanpa mengelaborasi dan tetap datang pada keadaan saat itu.

3. Bertindak dengan kesadaran.

Dalam melakukan aktivitas, seseorang kudu konsentrasi secara penuh dan perhatian nan tidak terbagi. Hal tersebut bakal membikin seseorang bisa untuk melakukan sesuatu secara sadar dan tidak menjadi pilot otomatis terhadap kehidupannya.

4. Menerima tanpa memberikan suatu penilaian.

Aspek menerima tanpa memberikan suatu penilaian berasosiasi erat dengan keahlian deskripsi. Aspek ini merupakan pengaplikasian dari pemberian label baik alias jelek pada pengalaman pada situasi nan terjadi dan menjadi lebih terbuka dalam seluruh pengalaman, baik pengalaman nan menyenangkan dan tidak menyenangkan.

Tujuan Melakukan Mindfulness. Terdpat beberapa tujuan melakukan mindfulness, diantaranya adalah :

  • fokus. Mainfulness bakal melatih diri seseorang perseorangan untuk dapat lebih konsentrasi pada emosi diri sendiri dan orang di sekitarnya.
  • mencapai kesadaran penuh dalam hidup.
  • meningkatkan kesadaran mental. Dengan mindfulness seorang perseorangan bakal bisa mengingat lebih baik dan bisa mengelola rasa sakit dengan berfokus pada emosi sehingga dia lebih bisa mengembangkan pola pikir nan positif.
  • menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan mencintai diri sendiri. Menerapkan mindfulness bisa membantu seorang perseorangan untuk terus melatih rasa syukur dengan menyadari bahwa nilai diri nan dipunyainya sangat berharga.

Manfaat Mindfulness. Berdasarkan tujuan tersebut, faedah mindfulness diantaranya adalah :

  • melatih konsentrasi dan menikmati hidup.
  • melatih dan meningkatkan kesadaran metakognitif. Kesadaran bakal membantu untuk dapat lebih konsentrasi dan menikmati setiap momen nan terjadi.
  • membantu mempunyai keahlian dalam membangun hubungan nan lebih berbobot dengan orang lain.
  • meningkatkan kesehatan mental, seperti dapat mengatasi stres, gangguan obsesif kompulsif hingga depresi, serta mengurangi rasa resah berlebih.
  • mengendalikan emosi, sehingga seseorang bakal merasa lebih tenang ketika menghadapi masalah.

Faktor nan Mempengaruhi Mindfulness. Mindfulness dipengaruhi oleh beberapa faktor. J.G. Caldwell dan P.R. Shaver, dalam “Mediators of The Link Between Adult Attachment and Mindfulness”, nan dimuat dalam Interpersona: An International Joural on Personal Relationships, Volume : 7, Tahun 2013, menjelaskan bahwa aspek nan mempengaruhi seseorang untuk menjadi mindfulness adalah :

  • pandangan. Pandangan tersebut merupakan kelekatan nan terjadi saat pertama kali bayi melakukan hubungan dengan orang lain. Sehingga, perseorangan dapat menyadari dan terbuka terhadap pengalaman tanpa rasa kuatir, nan dapat menimbulkan kecenderungan untuk mindful.
  • skema kognitif terhadap bumi nan aman. Seorang perseorangan nan mempunyai rasa tidak aman, maka dia bakal condong untuk melakukan sistem kelekatan agar dirinya tetap aman. Kecenderungan ini, memunjukkan adanya kekurangan kontrol terhadap atensi, kesadaran diri, maupun rendahnya mindfulness. Seseorang nan mempunyai kelekatan nan tidak aman, bakal condong bias dalam menghadapi pengalaman lantaran mengalami ketakutan terhadap dunia.

Sedangkan S.R. Bishop, dkk dalam “Mindfulness: A Proposed Operational Definition”, nan dimuat dalam Clinical Psychology: Science and Practice, Tahun 2004, menjelaskan bahwa mindfulness merupakan keahlian nan tidak permanen nan dapat ditingkatkan melalui latihan. Faktor pembentuk mindfulness merupakan hasil dari prosedur meditasi.

Teknik Pelatihan dan Terapi Mindfulness. Menumbuhkan mindfulness dapat dilakukan melalui training dan terapi. B.T. Erford, dalam “Tekhnik nan Harus Diketahui Setiap Konselor”, menjelaskan bahwa terdapat beberapa teknik training dan terapi nan dapat dilakukan untuk melatih mindfulness, diantaranya adalah :

1. Visual/Guided Imagery.

Teknik ini digunakan untuk :

  • memblokir gambaran negatif dengan membayangkan gambaran positif dan memberdayakan.
  • mengubah isu-isu emosional alias inter-personal menjadi kata-kata nan bisa diungkapkan.
  • membantu memunculkan perubahan, melatih perilaku baru, alias untuk membantu konseli menerapkan kontrol atas tingkat emosi/stresnya.

2. Deep Breathing.

Teknik ini mengajari konseli untuk bernapas perlahan-lahan dengan menghirup nafas melalui hidung dan mengeluarkannya lewat mulut, berbasis diafragma memperlambat metabolisme seseorang dan menginduksi respons relaksasi. Teknik ini dapat membantu mengurangi stres dan membantu mengelola kemarahan seseorang.

3. Self Talk.

Teknik ini merupakan sebuah pep-talk alias pembicaraan nan dimaksudkan untuk membangkitkan keberanian alias antusiasme positif nan diberikan seseorang kepada dirinya sendiri. Teknik ini berfaedah untuk menangani perfeksionisme, kekhawatiran, self esteem, pengelolaan amarah, serta mengembangkan motivasi dalam diri konseli.

4. Meditasi Mindfulness.

Teknik ini merupakan praktik refleksi nan berupaya untuk mengurangi depresi, kekhawatiran dan stres, bisa menumbuhkan kesadaran pengalaman saat ini (terutama pikiran dan perasaan), sikap tidak menghakimi pengalaman dan berfaedah bagi seseorang untuk menemukan diri. Melatih diri dengan Meditasi mindfulness membikin seseorang berperilaku dengan kesadaran penuh, tidak menghakimi, mengakui diri, tidak menuntut, mempunyai ketenangan, tidak melekat, mempunyai kemandirian dan mengasihi dirinya sendiri.

5. Body Scan Meditation.

Teknik ini merupakan suatu metode penyelidikan jauh ke dalam pengalaman dari waktu ke waktu terhadap tubuh seorang individu. Tujuan dari teknik ini adalah membikin perseorangan untuk dapat mengalami dan merasakan pengalaman terhadap tubuh mereka sendiri.

6. Self Compassion Meditation.

Teknik ini merupakan suatu metode untuk menghadapi rasa sakit dan memahami makna rasa senang alias bahagia. Self compassion meditation menekankan kualitas motivasi hati dan emosi bukan kesadaran dan kebijaksanaan.

7. Metode Sedona.

Teknik ini merupakan suatu metode nan melepaskan emosi menyakitkan. Metode sedona melakukannya dengan teknik nan disebut rilis alias melepaskan (letting go). Rilis adalah melepas emosi dan emosi nan tidak menyenangkan nan telah mempengaruhi kehidupan seseorang dan mencegah kebahagiaan.

Demikian penjelasan berangkaian dengan pengertian mindfulness, aspek, tujuan, manfaat, dan aspek nan mempengaruhi mindfulness, serta teknik training dan terapi mindfulness.

Semoga bermanfaat.

Selengkapnya