Pengertian Vandalisme. Istilah vandalisme berangkaian dengan perilaku merusak, menghancurkan, dan lain sebagainya nan sifatnya merugikan, nan dilakukan secara sengaja pada obyek alias property, baik milik pribadi alias umum, tanpa sepengetahuan pihak nan punya alias nan terkait.
Istilah “vandalisme” pertama kali digunakan oleh Henri Grégoire, untuk mendeskripsikan penjarahan dan perusakan seni selama Revolusi Prancis. Sedangkan dalam “National Geographic”, dijelaskan bahwa istilah “vandalisme” merujuk pada suku Vandal dari Jerman Timur nan menetap di Afrika Utara. Suku Vandal menjarah dan menghancurkan kota Roma pada tahun 455, nan dipicu oleh pembunuhan Kaisar Romawi Valentinian III, nan sebelumnya menjanjikan putrinya, Eudocia, untuk menikah dengan putra dari pemimpin kaum Vandal, Raja Genseric, sebagai bagian dari perjanjian damai.
Secara umum, vandalisme dapat diartikan sebagai suatu tindakan alias perilaku nan melanggar peraturan, merugikan, serta merusak beragam obyek lingkungan bentuk dan lingkungan buatan, baik milik pribadi (private properties) maupun akomodasi alias milik umum (public amenities). Vandalisme juga berarti suatu perbuatan manusia nan dilakukan secara sengaja alias tidak sengaja, dalam corak pengerusakan obyek alias barang nan biasanya berbobot alias mempunyai unsur keindahan, seperti : karya seni, sastra, monumen bersejarah, dan lain sebagainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), vandalisme diartikan dengan :
- n perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan peralatan berbobot lainnya (keindahan alam dan lain sebagainya.
- perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas.
Selain itu, pengertian vandalisme juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat nan dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
- Arnold P. Goldstein, dalam “The Psychology of Vandalism”, menyebut bahwa vandalism adalah penghancuran nan rawan alias nan disengaja, perusakan barang milik orang lain tanpa persetujuan dengan langkah memotong, merobek, melanggar, menandai, menggambar, melukis, alias menutupi dengan kotoran dan perlakuan lainnya nan ditentukan oleh norma setempat.
- Soetomo, dalam “Masalah Sosial”, menyebut bahwa vandalisme adalah suatu tindakan nan secara langsung alias tidak langsung merusak keelokan alam, kelestarian alam, dan merugikan alam.
- Haryadi dan B. Setiawan, dalam “Arsitektur Lingkungan dan Perilaku”, menyebut bahwa vandalisme adalah segala macam perilaku nan menyebabkan kerusakan alias penghancuran barang pribadi alias publik.
Jenis Vandalisme. Vandalisme dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, nan didasarkan pada :
1. Bentuk Kegiatan.
Berdasarkan corak aktivitas alias aktivitas nan dilakukan, vandalisme dapat dibedakan menjadi lima jenis, ialah :
- aksi mencorat-coret alias “graffiti”, misalnya : mencoret-coret tembok pinggir jalan, tembok sekolah, jembatan, halte bus, bangunan, dan lain sebagainya.
- aksi memotong alias “cutting”, misalnya : memotong pohon, tanaman, dan lain sebagainya tanpa argumen nan jelas.
- aksi memetic atau “pluking”, misalnya : memetik kembang alias buah milik orang lain tanpa meminta ijin dari pemiliknya.
- aksi mengambil atau “taking”, misalnya : mengambil peralatan milik orang lain meskipun peralatan tersebut tidak berfaedah untuk dimiliki pelaku nan bersangkutan.
- aksi merusak alias “destroying”, misalnya : merusak penataan lingkungan nan sudah tersusun rapi dari orang lain, seperti : memindahkan tanaman milik orang lain, membuang sampah di sembarang tempat, dan lain sebagainya.
2. Motivasi.
Berdasarkan motivasi nan melandasi pelaku vandalisme, vandalisme dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. J.M. Martin, dalam “Some Characteristics of Vandal”, nan dimuat dalam The American Catholic Sociological Review, 20, Tahun 1959, menjelaskan bahwa motivasi dalam melakukan tindakan vandalisme dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, ialah :
- predatory vandalism, merupakan corak motivasi dari pelaku vandalisme di mana vandalisme dilakukan dengan disertai tindakan perampokan alias pencurian (aksi vandalisme dilakukan untuk memperoleh material).
- vindictive vandalism, merupakan corak motivasi pelaku vandalisme di mana vandalisme dilakukan untuk mengekspresikan rasa tidak suka alias dendam dan bermaksud untuk mengintimidasi perseorangan alias golongan tertentu.
- wanton vandalism, merupakan corak motivasi pelaku vandalisme di mana vandalisme dilakukan untuk suatu kesenangan belaka.
S. Cohen, dalam “Property Destruction: Motives and Meaning”, menjelaskan bahwa motivasi pelaku vandalisme dapat dikelompokkan dalam enam bentuk, ialah :
- aquisitive vandalism, merupakan vandalisme nan dilakukan untuk mendapatkan duit alias barang orang lain. Misalnya : penempelan iklan, spanduk, poster, iklan alias bentuk-bentuk pemasaran lainnya nan merusak lingkungan tempatnya berada.
- tactical vandalism, merupakan vandalisme nan dilakukan sebagai strategi dalam mencapai tujuan tertentu. Misalnya : menyabotase sebuah mesin pabrik untuk memfasilitasi jangka waktu nan tersisa dari masa berlaku.
- ideological vandalism, merupakan vandalisme nan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, seperti memperkenalkan suatu ideologi. Misalnya : menyoret baliho, poster ataupun semboyan politik nan tertempel pada dinding.
- vindictive vandalism, merupakan vandalisme nan dilakukan untuk membalas dendam alias suatu kesalahan. Misalnya : sekumpulan anak nan dengan sengaja melempar jendela dengan batu sehingga pecah, lantaran tetangga tersebut sering memarahi mereka lantaran bermain dengan ribut.
- malicious vandalism, merupakan vandalisme nan dilakukan lantaran pelaku vandalisme mendapatkan kenikmatan dengan memberikan gangguan kepada orang lain, alias merasa terhibur saat menghancurkan barang milik orang lain. Misalnya : dengan sengaja mencoret kendaraan alias tembok banguan tempat tinggal orang lain lantaran pelaku senang memandang pemilik kendaraan alias tempat tinggal marah.
- play vandalism, merupakan vandalisme nan dilakukan untuk menunjukkan dan mendemonstrasikan keahlian nan dia miliki, dan bukan bermaksud untuk mengganggu orang lain. Misalnya : seorang anak sekolah nan mencoret-coret bangku alias meja di kelasnya.
Sedangkan A.P. Goldstein menjelaskan bahwa motivasi pelaku vandalisme, khususnya nan biasa dilakukan oleh remaja, dapat dibedakan menjadi dua bentuk, ialah :
- motivasi intrinsik, merupakan corak motivasi vandalisme sebagai langkah mengekspresikan rasa tidak suka alias dendam dan untuk mendapatkan kesenangan dengan langkah merusak barang dan mengganggu orang lain. Bentuk motivasi ini berasal dari dalam diri perseorangan (intrinsik) nan biasanya bermaksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
- motivasi ekstrinsik, merupakan corak motivasi vandalisme untuk memperoleh material, di mana vandalisme nan dilakukan disertai dengan tindakan perampokan alias pencurian, dan rayuan dari golongan kawan untuk mengekspresikan rasa kebencian mereka terhadap golongan nan lain. Bentuk motivasi ini berasal dari luar diri perseorangan (ekstrinsik) nan biasanya bermaksud untuk mendapatkan duit alias benda.
Dampak Vandalisme. Perilaku vandalisme membawa beberapa akibat negatif bagi kehidupan, diantaranya adalah :
- dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang lantaran merusak alias menghancurkan hal-hal nan mereka butuhkan alias pedulikan.
- membuat hidup orang kurang kondusif dari nan seharusnya.
- membebani dengan uang, lantaran orang nan propertinya mengalami kerusakan akibat vandalisme kudu bayar perbaikan vandalisme melalui pajak nan lebih tinggi dan pembayaran asuransi.
- memicu beragam masalah kesehatan dan sosial, serta perilaku negatif hingga tindak kriminal.
Faktor Penyebab Vandalisme. Vandalisme terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Namun demikian, faktor utama penyebab terjadinya vandalisme adalah adanya motivasi dari pelaku vandalisme. Motivasi dapat diartikan dalam beberapa pengertian, diantaranya adalah :
- suatu tujuan alias pendorong nan menjadi penggerak utama bagi seseorang dalam upayanya mendapatkan alias mencapai apa nan diinginkannya, baik secara positif maupun negatif.
- suatu keadaan alias kondisi nan mendorong, menstimulasi, alias menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu alias aktivitas nan dilakukannya sehingga dia dapat mencapai tujuannya.
- suatu perubahan nan terjadi pada diri seseorang nan muncul adanya indikasi perasaan, kejiwaan, dan emosi sehingga mendorong seseorang tersebut untuk melakukan alias bertindak sesuatu nan disebabkan lantaran kebutuhan, keinginan, dan tujuan.
Selain motivasi, beberapa aspek lain nan saling berhubungan, nan menyebabkan perilaku vandalisme adalah :
- pengaruh psikologis. Perubahan psikologis (terutama pada remaja) dapat menjadi salah satu pemicu perilaku vandalisme.
- lingkungan pergaulan. Lingkungan pergaulan nan tidak baik dapat mempengaruhi perilaku seseorang pada tindakan nan negative, nan semata-mata sebagai corak eksistensi diri di lingkungan pertemanannya.
- pengaruh media sosial. Kemunculan konten-konten berbau “rebel” dan “vandalisme” di media sosial, secara langsung alias tidak langsung bakal mempengaruhi seseorang untuk melakukan perihal serupa di kehidupan nyata.
- lingkungan keluarga. Perilaku vandalisme dapat terjadi akibat kurangnya perhatian dari keluarga.
- sanksi nan tidak tegas. Sanksi nan tidak tegas dari lingkungan sekitar dan pemerintah setempat dapat menyebabkan tumbuh dan berkembangnya perilaku vandalisme.
Cara Mengatasi Vandalisme. Terdapat beragam langkah nan dapat dilakukan untuk mengatasi tindakan vandalisme, diantaranya adalah :
- menyelenggarakan aktivitas nan sifatnya positf. Hal dimaksud dilakukan dengan tujuan untuk mengalihkan perilaku negatif (terutama pada remaja) pada kegiatan-kegiatan nan bermanfaat.
- melalui pendekatan keluarga. Adanya komunikasi nan baik dalam lingkungan family bakal dapat menekan alias apalagi mengatasi perilaku vandalisme.
- konseling dan terapi. Datang dan minta support profesional, seperti : psikolog, konselor, dan lain sebagainya sangat berfaedah untuk mengatasi perilaku vandalisme.
- sanksi nan tegas. Pemberian hukuman nan tegas pada para pelaku vandalisme, secara langsung alias tidak langsung, bakal sangat berpengaruh dalam mengatasi perilaku vandalisme.
Demikian penjelasan berangkaian dengan pengertian vandalisme, jenis, dampak, dan aspek penyebab vandalisme, serta langkah mengatasi vandalisme.
Semoga bermanfaat.